7 Misteri Tentang Segitiga Bermuda

Diposting oleh Ikhsanz Prayogy on Kamis, 19 Januari 2012Rabu, 18 Januari 2012


Segitiga Bermuda, juga dikenal sebagai Devil’s Triangle, adalah bentangan terkenal Samudera Atlantik berbatasan dengan Florida, Pulau Bermuda, dan Puerto Rico yang telah menjadi lokasi penghilangan aneh sepanjang sejarah. The Coast Guard tidak mengenali Segitiga Bermuda atau penjelasan supranatural untuk penghilangan misterius di tengah-tengahnya. Ada beberapa kemungkinan penjelasan bagi kapal-kapal yang hilang, termasuk angin topan, gempa bumi, dan medan magnet yang mengganggu kompas dan perangkat navigasi lainnya. Tapi jauh lebih menarik untuk berpikir jika mereka yang hilang tersedot ke dimensi lain, diculik oleh Alien, atau hanya menghilang ke udara.
Sunggu naas banyak penerbangan yang telah jadi korban karena Misteri Segitiga Bermuda. Cari tahu bagaimana pesawat ini tidak pernah terdengar lagi.
7. Teignmouth electron
Siapa yang mengatakan bahwa Segitiga Bermuda hanya menelan kapal dan pesawat? Siapa yang bilang itu tidak dapat membuat orang menjadi gila juga? Mungkin itu yang terjadi di Teignmouth Electron pada tahun 1969. The Sunday Times Golden Globe Race tahun 1968 meninggalkan Inggris pada 31 Oktober dan diperlukan masing-masing kontestan untuk berlayar solo dengan kapalnya. Donald Crowhurst adalah salah satu pendatang, tetapi ia tidak pernah berhasil mencapai garis finish. Para elektron ditemukan ditinggalkan di tengah Segitiga Bermuda pada bulan Juli 1969. Logbooks yang berhasil mencapai finish mengungkapkan bahwa Crowhurst itu menipu penyelenggara tentang posisinya dalam lomba. Kabar terakhirnya tanggal 29 Juni – ia percaya bahwa Crowhurst melompat ke laut dan menenggelamkan dirinya di Segitiga bermuda.
6.The Spray
Joshua Slocum, orang pertama yang berlayar solo di seluruh dunia, tidak seharusnya menghilang di laut, tapi tampaknya memang itulah yang terjadi. Pada 1909, Spray meninggalkan Pantai Timur Amerika Serikat untuk menuju Venezuela melalui Laut Karibia. Slocum tak pernah terdengar atau terlihat lagi dan dinyatakan meninggal pada tahun 1924. Kapalnya itu kokoh dan Slocum adalah seorang profesional, jadi tidak ada yang tahu apa yang terjadi. Mungkin ia dihancurkan oleh kapal yang lebih besar atau mungkin dia dibawa oleh bajak laut. Tidak ada yang tahu pasti bahwa Slocum menghilang dalam perairan bermuda.
5. Star Ariel
Sebuah pesawat Tudor IV seperti Star Tiger meninggalkan bermuda pada 17 Januari 1949, dengan 7 awak dan 13 penumpang dalam perjalanan ke Jamaika. Pagi itu, Kapten JC McPhee melaporkan bahwa penerbangan itu berjalan lancar. Tak lama kemudian, pesan lain yang lebih samar datang dari kapten, ketika ia melaporkan bahwa ia mengubah frekuensi, dan kemudian tidak ada lagi yang mendengar. Lebih dari 60 pesawat dan 13.000 orang dikerahkan untuk mencari Star Ariel, tapi bahkan tidak sedikitpun sampah atau puing-puing yang pernah ditemukan. Setelah Ariel menghilang, Tudor IV tidak lagi diproduksi.
4. Star Tiger
Star Tiger, dipimpin oleh Kapten BW McMillan, terbang dari Inggris ke Bermuda pada bulan Januari 1948. Pada tanggal 30 Januari, McMillan mengatakan dia diperkirakan akan tiba di Bermuda pada jam 5:00 pm, tapi baik ia maupun salah satu dari 31 orang dalam pesawat Star Tiger yang pernah didengar dari lagi. Ketika Udara Sipil Departemen meluncurkan pencarian dan penyelidikan, mereka mengetahui bahwa SS Troubadour telah melaporkan melihat sebuah pesawat terbang rendah tengah-tengah antara Bermuda dan jalan masuk ke Teluk Delaware. Jika itu adalah pesawat Star Tiger, itu secara drastis tentunya. Menurut Udara Sipil Departemen, nasib Star Tiger masih merupakan misteri terpecahkan.
3. USS Cyclops
Ketika Perang Dunia I memanas, Amerika juga ikut dalam pertempuran. USS Cyclops, diperintahkan oleh Letnan GW Worley, yang tinggal di Pantai Timur Amerika Serikat sampai tahun 1918 ketika ia dikirim ke Brazil untuk mengisi bahan bakar kapal-kapal Sekutu. Dengan 309 orang dalam pesawat, kapal meninggalkan Rio de Janeiro pada bulan Februari dan mencapai barbados di Maret. Setelah itu, Cyclops tidak pernah terdengar lagi. Angkatan Laut mengatakan dalam pernyataan resmi, “Hilangnya kapal ini telah menjadi salah satu misteri yang paling membingungkan dalam sejarah Angkatan Laut, semua upaya untuk menemukan dirinya telah terbukti berhasil. Tak ada musuh kapal selam di Atlantik Barat pada waktu itu , dan pada Desember 1918 setiap upaya dilakukan untuk memperoleh dari sumber-sumber Jerman tentang informasi mengenai hilangnya kapal. ”
2. Flight 201
Pesawat Cessna ini meninggalkan Fort Lauderdale pada 31 Maret 1984, dengan route untuk Pulau Bimini di Bahama, tapi tidak pernah berhasil. Dipertengahan sampai ke tujuan, pesawat diperlambat dengan kecepatan secara signifikan, tapi tidak ada sinyal radio yang dibuat dari pesawat untuk menunjukkan tekanan. Tiba-tiba, pesawat jatuh dari udara ke air, benar-benar menghilang dari radar. Seorang wanita di Pulau Bimini bersumpah dia melihat sebuah pesawat terjun ke laut sekitar satu mil lepas pantai, tapi tidak ada reruntuhan yang pernah ditemukan.
1. Flight 19
Pada siang hari 5 Desember 1945, lima pesawat pembom torpedo Avenger meninggalkan Naval Air Station di Fort Lauderdale, Florida, dengan Letnan Charles Taylor seorang komandan dan 13 siswa pilot. Sekitar satu setengah jam dalam penerbangan, melalui radio Taylor mengatakan bahwa kompas itu tidak bekerja, tapi ia memperkirakan ia berada di suatu tempat di Florida. Letnan yang menerima sinyal radio tersebut memerintahkan kepada Taylor untuk terbang ke arah utara Miami, sebagai Selama dia yakin dia benar-benar di atas Floria. Meskipun ia adalah seorang pilot berpengalaman, Taylor mendapat kenyataan yang mengerikan dan semakin ia mencoba untuk keluar dari Florida, ia dan krunya pergi semakin jauh ke laut.
Saat malam tiba sinyal radio memburuk, sampai akhirnya tidak ada sama sekali dari Flight 19. Angkatan laut amerika menyelidiki dan melaporkan bahwa kebingungan Taylor yang menyebabkan bencana, tapi ibunya meyakinkan mereka untuk mengubah laporan resmi bahwa pesawat itu jatuh dengan penyebab yang tidak diketahui.
More about7 Misteri Tentang Segitiga Bermuda

Dunia Yang Hilang Ternyata Ada Di Papua

Diposting oleh Ikhsanz Prayogy on Kamis, 19 Januari 2012Rabu, 18 Januari 2012

Para ilmuwan mengklaim bahwa mereka telah menemukan 'dunia yang hilang' dimana beberapa spesies hewan yang belum ditemukan terdapat di sana termasuk diantaranya adalah katak dan tikus raksasa dengan ukuran tubuh sebesar kucing. Ekspedisi yang dilakukan oleh BBC menjelajahi kawah raksasa sebuah gunung berapi yang terletak di dataran tinggi Papua untuk membuat film dokumenter Lost Land of the Volcano.





Didampingi oleh ahli biologi pertama yang pernah menginjakkan kaki di kawah, tim peneliti itu memfilmkan labah-labah aneh, ulat raksasa dan kanguru yang hidup di pohon. Sementara itu tikus yang berada di pulau itu panjangnya mencapai 81cm dari hidung ke ekor dan beratnya mencapai 1,3kg.




Kawah Gunung Bosawi dengan kedalaman beberapa meter hampir-hampir tak pernah tersentuh oleh tangan manusia semenjak meletus 200,000 tahun silam. Tim peneliti yang termasuk diantaranya berasal dari London Zoo dan Oxford University diperkirakan adalah orang-orang pertama yang memasuki kawah tersebut.





Pemimpin ekspedisi, Dr George McGavin mengatakan, "Ini luar biasa mengejutkan. Sudah waktunya kita menurunkan tangan dan memutuskan habitat ini layak diselamatkan." Di kawah tersebut mereka menemukan 40 spesies baru diantaranya 16 spesies katak, satu spesies tokek, 3 spesies ikan, 20 spesies serangga dan labah-labah dan satu spesies kelelawar.
More aboutDunia Yang Hilang Ternyata Ada Di Papua

Sebelum Jadi Presiden, Bung Karno Pernah Jadi Dukun

Diposting oleh Ikhsanz Prayogy on Kamis, 19 Januari 2012Rabu, 18 Januari 2012






Dulu, Bung Karno pernah jadi dukun sebelum menjadi Presiden RI pertama. Ketika itu Bung Karno baru saja tiba di Bengkulu, dan dia baru saja menjalani pembuangan di Pulau Bunga, Ende.
Di daerah “basis Islam” dengan alam yang dikelilingi pegunungan Bukit Barisan, Bung Karno awalnya tidak memiliki banyak sahabat.
Setiap orang yang berkunjung ke kediamannya, esoknya langsung dipanggil kantor polisi. Dicatat, ditanya apa-apa saja yang dibicarakan, dan tentu saja dengan ancaman untuk tidak mendatangi Sukarno.
Satu per satu, masyarakat Bengkulu mulai ketakutan untuk berdekat-dekat dengan Sukarno. Namun, magnit Sukarno begitu kuat, sehingga selalu saja ada satu-dua orang yang nekat mengunjunginya, meski mereka tahu akibatnya.
Bahkan ada salah seorang guru yang begitu rajin mendatangi Sukarno untuk sekadar ngobrol. Ia tidak pernah jera meski berkali-kali harus berurusan dengan polisi Belanda.
Lambat-laun, satu per satu, masyarakat mulai lebih berani mendekati Bung Karno. Terlebih ketika organisasi keagamaan seperti Muhammadiyah sudah terang-terangan berani meminta jasa Bung Karno untuk menjadi tenaga pengajar. Pengajar agama! Dan dilarang bicara politik.
Bung Karno girang bukan kepalang. Ia tidak harus bicara politik kepada para murid. Ia cukup menceritakan kisah-kisah heroik Nabi Besar Muhammad SAW, sambil menanamkan benih-benih nasionalisme. Benih-benih cinta tanah air.
Waktu terus bergulir, dan Bung Karno pun menjelma menjadi sosok yang didudukkan pada status “orang cerdik-pandai”. Bahkan, sejumlah warga memperlakukannya laksana “dukun”.
Ia tidak hanya dimintai nasihat spiritual, tetapi dimintai juga mengobati sejumlah warga yang terserang penyakit. Satu di antaranya, ia kedatangan seorang gadis sambil menangis meraung-raung meminta tolong Bung Karno, dengan keluhan: Sudah tujuh bulan tidak bisa menstruasi!
“Apa yang dapat saya lakukan? Saya bukan dokter,” kelit Bung Karno.
“Bapak menolong semua orang. Bapak adalah juru selamat kami. Saya percaya kepada bapak, dan saya merasa sangat sakit. Tolonglah… tolonglah saya… tolooong….”
Bung Karno tidak bisa mengelak. Bung Karno juga tidak ingin seorang gadis mendatanginya dengan harapan sembuh, lantas harus pulang dengan kecewa. Setelah berkonsentrasi sejenak, Bung Karno membacakan surah pertama Alquran ditambah doa-doa.
Esoknya, perempuan itu mens! Kabar itu pun lekas tersiar. Dan Bung Karno “sang dukun” makin terkenal pula.
Tak hanya itu, Bung Karno pernah didatangi seorang tukang perah susu yang tengah dililit kesulitan uang. Untuk suatu keperluan, dia sangat membutuhkan uang. Celakanya, dia pun yakin, dengan mendatangi Bung Karno, persoalannya akan selesai. Apa yang terjadi?
Memang begitu adanya. Dia datang ke Bung Karno dan menyampaikan keluhannya, serta memohon penyelesaian.
Bung Karno lantas meminta si pemerah susu menunggu. Sedangkan ia masuk bilik, mengambil satu potong baju dan keluar rumah lewat pintu belakang. Ia menggadaikan bajunya, demi mendapatkan uang tiga rupiah enampuluh sen. Jumlah yang dibutuhkan si pemerah susu. Problem pun terselesaikan.

Sumber
More aboutSebelum Jadi Presiden, Bung Karno Pernah Jadi Dukun

Abdi Dalem Kraton Yogja Sebulan Dibayar Seribu Rupiah

Diposting oleh Ikhsanz Prayogy on Kamis, 19 Januari 2012Rabu, 18 Januari 2012


Abdi Dalem Kraton Yogja Sebulan Dibayar Seribu Perak


Bukan hanya lelaki saja yang doyan mengabdi kraton. Sejalan dengan apa yang disebut prajurit kraton, di Yogya sebagian wanita juga masih memandang ke arah tahta dengan rasa kudus dan keinginan menyerahkan diri yang tuntas. Mereka adalah warga Yogya yang berpangkat abdi dalem keparak.
———————————————–
Tumirah, itu nama aslinya. Dia selalu bilang kalau dirinya saat ini menjadi seorang abdi dalem. Usia Tumirah saat ini di atas 70 tahun. Dia tidak ingat pastinya. Yang jelas Tumirah sudah lama berada di kraton Yogya.
Tak hanya itu, Tumirah juga memiliki banyak nama. “Nama saya banyak. Di Mangkubumen nama panggilan saya Moyong. Kemudian ada yang menyebut saya Kenes, ada yang memanggil saya Brintik. Tapi sebenarnya nama saya ya itu tadi, Tumirah,” kata Tumirah.
Dinamakan monyong, mungkin karena bibirnya yang selalu monyong setiap kali berbicara. Atau dinamakan brintik karena rambutnya memang keriting.
Namun, dari balik wajahnya yang keriput itu, tetap bangkit sesuatu yang genit. Terutama caranya ngomong. Perintah Si Genit Tumirah ini sebetulnya masih punya nama julukan yang lain. Para tetangganya kalau lagi gondok suka memanggilnya Mbok Kiwir lantaran daun telinganya yang terlanjur memanjang ke bawah.
Pada suatu masa dulu barangkali ia terlalu banyak menggantung perhiasan di kawasan itu. Tapi ini tidak penting. Ia seorang yang pantas dipunten karena kesetiaannya. Juga termasuk orang yang dekat pada Sultan secara fisik. Karena ialah orangnya yang melayani Sultan makan sejak 20 tahun lebih.
Sementara ia paritas juga membanggakan diri karena sudah 40 tahun bekerja sebagai abdi dalem. Ya. kan, Tum?
“Saya berbeda dengan keparak yang lain,” kata Tumirah mulai menceritakan keistimewaannya.
“Saya menjadi keparak karena dawuh (perintah) dari atas. Yang lain kan melalui permohonan sendiri!”
Kemudian ia membayangkan lagi hidup sebelum jadi keparak. Pada mulanya, waktu masih muda, ia senang berdagang. Jualan apa saja, mulai dari makanan sampai kain batik.
Diperintah Ngabdi
Pada suatu hari yang baik, Bendoro Raden Ayu Pintoko, salah satu isteri Sultan Hamengkubuwono IX, memberi tawaran. Kalau-kalau Tumirah suka meninggalkan jualannya untuk bergabung ke kraton sebagai abdi.
Tidak perlu diingatkan, bagaimana masih tebalnya rasa hormat rakyat Yogya pada Kraton. Dari sudut itulah, kenapa tawaran BRA bagi Tumirah adalah perintah. Praktis setelah itu Tumirah memasuki lingkaran baru. Seminggu sekali ia tampi (dapat giliran) untuk tidak keluyuran. Seminggu sekali Tumirah jegreg-jegreg, mengunci kamarnya yang berukuran 3 x 4 meter di mana ia hidup, tidur dan sekaligus memasak.
Ia akan melintas sambil menjinjing sebuah tas berisi pakaian dan beras. Kenapa pakaian dan beras. Pakaian, karena si genit ini akan bertugas selama 2 hari nonstop. Lalu kenapa beras, ya untuk apa lagi kalau tidak dimakan.
Selama bekerja 2 hari nanti, Kraton tidak menjamin makan. Untuk para keparak (sekarang jumlahnya 60 orang lebih) selama 2 hari tugas sudah disediakan jaminan berbentuk uang. Jumlahnya Rp 20 (dua puluh rupiah) waktu itu. Seluruh abdi dalem memang hanya dinilai Rp 10 makan satu hari. Jadi terpaksa “self service”.
“Gaji saya sekarang Rp 1000 per bulan,” kata Tumirah.
Waktu ditanya apa jumlah itu cukup atau tidak, Si Brintik ini menjawab dengan kenes: “Ya tentu saja cukup! Dalam beslit gaji saya malah masih tertulis Rp 6, cukup untuk membeli tempe goreng sepotong.”
Tapi kemudian ia tertawa. Soal gaji itu tidak terlalu serius dalam pikirannya. Meskipun usianya sudah gaek, tapi ia cukup pakai perhitungan: di samping jadi keparak, tetap meneruskan kepintarannya berjualan.
“Dagang apa saja, sekenanya, asal dapat,” kata Tumirah.
Sayang sekali usianya menjadi halangan sehingga ia tidak bisa gesit setiap hari seperti dulu. Tumirah hanya sendirian sekarang. Suaminya yang berusia lebih muda tinggal di tempat lain, memeluk bininya yang nomor 3.
Lelaki itu juga bekerja di Kraton dengan pangkat bekel. Tumirah sebagai isteri paling tua rupanya sadar harus menghadapi sisa hidupnya dengan sepi. Habis bagaimana lagi tak punya anak. Barangkali ini yang menyebabkan ia lebih mencurahkan lagi pengabdiannya pada Kraton.
Berkah Dalem Sri Sultan, sebagaimana diketahui selama ini tinggal di Jakarta. Sekali-sekali saja beliau kelihatan di Kraton. Tapi tidak berarti santapan tak perlu disediakan. Tetap saja. Setiap hari, tidak peduli ada atau tiada, masakan disiapkan. Yang masak memang bukan Tumirah, abdi ini hanya meladeni.
Kompetensi memasak berada di tangan isteri-isteri Sultan sendiri. Dari dapur Istana, santapan tersebut dipikul dengan keranjang ditudungi dengan payung. Diiringi beberapa orang abdi dalem, dibawa ke Gedung Kuning, salah satu bagian Istana tempat tinggal Sultan. Di situ ada sayur lodeh, oseng-oseng, lontong sate dan sebagainya, pokoknya yang umum-umum saja.
Yang spesial dan menjadi makanan kegemaran Sultan adalah yang disebut lauk genem. Itu lho daging sapi dicacah dan dibentuk bulatan, dibumbui antara lain dengan cabai dan belimbing. Hmmm.
Menurut Tumirah, Sultan kadangkala kalau di Yogya, sebelum makan suka menegur. Tapi kalau lagi bersantap, ia tenggelam dalam hidangan yang dihadapi. Makanan semacam ini dihidangkan 2 kali kalau Sultan ada.
Untuk sarapan, Sultan memilih roti. Sedang kalau Sultan absen, makanan hanya disiapkan pada pukul 12 tengah hari. Tiga jam kemudian, makanan yang tak tersentuh itu akan diwaris, dibagi-bagikan kepada para isteri dan putera. Baru sisanya, kalau ada bisa sampai ke mulut macam Tumirah ini.
“Lho, walaupun hanya kebagian sejumput kecil, tapi itu kan berkah Dalem (berkah Raja),” kata Tumirah dengan sungguh-sungguh.
“Berkah Dalem” yang seakan menjiwai pengabdian para Tumirah tersebut, memiliki nilai spirituil yang tinggi. Inilah yang sudah menentramkan hati setiap abdi, sehingga mereka sama sekali tidak mempersoalkan jumlah yang mereka terima.
Karena itu wajar sekali kalau Tumirah menganggap kesenangan terbesar selama ia mengabdi, adalah merasa sudah “melayani Ngarsa Dalem”-melayani Raja.
Lalu dukanya apa? Dengan tatapan mata heran, ya sangat heran, si genit itu menatap lalu menjawab: “Ya jelas tidak ada! Lha wong bisa melayani Ngarsa Dalem, kok dukanya?”
Tumirah Brintik memang mendapat variasi sehingga pengabdiannya itu agak berwarna sedikit. Ini terjadi kalau misalnya Sultan mantu. Nah, di sinilah orang tua ini harus melakukan sesuatu yang lain, sekaligus juga menerima penghasilan tambahan.
Tumirah selalu dipilih untuk dijadikan edanedanan (berperan sebagai orang gila). Ini termasuk salah satu bagian upacara pernikahan. Kalau sudah begini Tumirah boleh mereka-reka untuk sekali-sekali beli bakso atau nonton ketoprak, karena ia akan mendapat imbalan Rp 2.250.
Sayang sekali Sultan tidak sering-sering mantu. Sekarang ini, Tumirah tidak begitu genit lagi. Kesehatannya sudah sangat mundur. Badannya panas, batuk dan pusing “Saya tahu saya tidak akan sembuh,” kata Tumirah.
“Saya tidak mau periksa ke dokter lagi. Kalau diperiksa dokter, tentu saya harus operasi.”
Wajahnya kelihatan sudah pasrah. Kepasrahan itu jugalah yang sudah dipegangnya selama ini sebagai seorang abdi dalem.
Lalu giliran tampi di Kraton meladeni Sultan bagaimana? Yah, kalau tidak bisa bertugas karena sakit, ia bisa minta tolong temannya untuk menggantikan. Untuk itu imbalannya Rp 100 sehari.

sumber
More aboutAbdi Dalem Kraton Yogja Sebulan Dibayar Seribu Rupiah

info

free counters